JANGAN LARUT DALAM MENYESALI TAPI LARUTLAH UNTUK BERTAUBAT
Adakah yang kuat menahan malu, apabila ada
mesin penghitung kelakukan pasti kita akan malu karena orang-orang pasti tau
tentang kesalahan, kedurhakaan, kemaksiatan, dan pelanggaran yang pernah kita
lakukan? Tapi walaupun mesin penghitung kelakuan itu tidak ada namun kita
sebagai manusia pasti tahu dan dapat mengingat sejauh mana tentang kita. Hidup ini
singkat, sampai seusia ini, siapa yang kuat menahan penyesalan akibat keburukan
dan dosa yang kerap kita lakukan berulang-ulang?
Mari beristighfar dan memohon ampun
pada Allah swt. Rasulullah menggambarkan, sebuah dosa seperti noda hitam di
dalam hati. Kian banyak noda hitam itu, maka hati menjadi hitam legam, kelam.
Sinarnya bukan hanya redup, tapi gelap. Cahayanya tertutup oleh titik-titik
noda yang menjadikannya tak mampu lagi memandang dan menimbang mana yang benar
dan mana yang salah.
“Bila seseorang melepaskan diri dari
dosa, beristighfar dan bertaubat, hatinya akan cemerlang seperti semula. Dan
bila ia mengulangi perbuatan dosa maka noda hitam itu akan bertambah hingga
meliputi hatinya.
Percayalah kemaksiatan bukan akhir dari
segalanya. Melakukan dosa tak berarti membuat pelakunya jatuh dan tak mampu
bangkit kembali. Mari bertaubat.
Imam Ibnul Qayyim pernah menguraikan
panjang, betapa kesalahan dan dosa yuang diperbuat oleh Nabiyullah Adam as
hingga ia diturunkan dari surga ke bumi, ternyata membuka banyak hikmah dan
karunia Allah kepada Adam dan keturunannya.
Syaitan yang dengki gembira dengan
jatuhnya Adam dan Hawa ke lembah dosa dan terpeleset dari surga. Tapi
sesunggguhnya keluarnya Adam dan Hawa dari surga menyebabkan ia melahirkan
banyak karunia Allah kepada manusia karena kemudian lahir anak cucu yang kelak
menjadi khalifah di muka bumi.
Banyak penafsir menyimpulkan bahwa
ketika Adam dikeluarkan dari surga karena kesalahannya, tidak berarti Allah
tidak memperdulikannya. Allah tetap memelihara keturunan Adam dan anak cucunya.
Karena selanjutnya Allah pun tetap menjadikan surga untuk Adam dan anak cucunya
yang beriman dan taat kepada Allah swt, selama-lamanya.
Dan karena kesalahan tersebut akhirnya membuat
Adam merasakan kedekatan dan ketergantungan luar biasa kepada Allah swt.
Demikianlah. Kemaksiatan dan dosa,
ternyata bisa saja menjadi pintu kebaikan bagi pelakunya. Syaratnya hanya satu,
yakni PERBAHARUI TAUBAT.
Pintu kebaikan akan datang dengan
meninggalkan kemaksiatan, menyesali dosa, memperbaharui taubat, dan
tidak membiarkan diri hanyut dalam nikmatnya ayunan kesalahan. Ingatlah,
jika kita ikhlas, Allah pasti akan menggantikan kenikmatan dosa yang kita
tinggalkan dengan kenikmatan yang lebih indah di dunia, terlebih di akhirat.
Perhatikanlah sabda Rasulullah
saw, “Barang siapa yang memalingkan pandangan dari sesuatu yang haram,
maka Allah akan berikan satu titik cahaya dalam hatinya…”
Semoga Allah menerima Taubat kita dan
membimbing kita menjadi orang yang istiqomah dalam kebaikan. Amiiin...
0 comments: