HUTANGKU KEPADA ANAK-ANAKKU
HUTANGKU KEPADA ANAK-ANAKKU
Kita selalu berhutang banyak cinta kepada anak-anak kita. Tidak jarang,
kita memarahi mereka saat kita lelah. Kita membentak mereka padahal
mereka belum benar-benar paham kesalahan yang mereka lakukan. Kita
membuat mereka menangis karena kita ingin lebih dimengerti dan
didengarkan. Tetapi seburuk apapun kita memperlakukan mereka, segalak
apapun kita kepada mereka, semarah
apapun kita pernah membentak mereka... Mereka akan tetap mendatangi kita
dengan senyum kecilnya, menghibur kita dengan tawa kecilnya,
menggenggam tangan kita dengan tangan kecilnya. Seolah semuanya
baik-baik saja, seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Mereka
selalu punya banyak cinta untuk kita, meski seringkali kita tak membalas
cinta mereka dengan cukup.
Kita selalu berhutang banyak kebahagiaan untuk anak-anak kita. Kita bilang kita bekerja keras demi kebahagiaan mereka, tetapi kenyataannya merekalah yang justru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu dan tenaga kita. Kita merasa bahwa kita bisa menghibur kesedihan mereka atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecil mereka, tetapi sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan. Merekalah yang selalu berhasil membuang kesedihan kita, melapangkan kepenatan kita, menghapus air mata kita.
Maka dekaplah anak-anak kita, tataplah mata mereka dengan kasih sayang dan penyesalan, katakan kepada mereka, "Maafkan untuk hutang-hutang yang belum terbayarkan. Maafkan jika semua hutang ini telah membuat Tuhan tak berkenan. Maafkan karena hanya pemaafan dan kebahagiaan kalianlah yang bisa membuat hidup ayah dan ibu lebih baik dari sebelumnya.." (Sumber: Fahd Pahdepie)
Kita selalu berhutang banyak kebahagiaan untuk anak-anak kita. Kita bilang kita bekerja keras demi kebahagiaan mereka, tetapi kenyataannya merekalah yang justru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu dan tenaga kita. Kita merasa bahwa kita bisa menghibur kesedihan mereka atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecil mereka, tetapi sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan. Merekalah yang selalu berhasil membuang kesedihan kita, melapangkan kepenatan kita, menghapus air mata kita.
Maka dekaplah anak-anak kita, tataplah mata mereka dengan kasih sayang dan penyesalan, katakan kepada mereka, "Maafkan untuk hutang-hutang yang belum terbayarkan. Maafkan jika semua hutang ini telah membuat Tuhan tak berkenan. Maafkan karena hanya pemaafan dan kebahagiaan kalianlah yang bisa membuat hidup ayah dan ibu lebih baik dari sebelumnya.." (Sumber: Fahd Pahdepie)


0 comments: